Minggu, 25 Oktober 2015

LOG DATA DAN CATATAN HARIAN PENELITIAN KUALITATIF



ANALISIS KUALITATIF
TRANSFORMASI PEDESAAN PERTANIAN







OLEH:
DWI SANTOSO
(D1A114015)
KELAS A

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015


CATATAN HARIAN

          Ibu sainah adalah salah seorang buruh pemotong padi (pengaret) yang bekerja pada saat panen. Dia berumur 65 tahun. Dia meiliki seorang suami yang bernama muhamad tauhid yang berusia 67 tahun. Mereka tinggal di desa marigina, belakang balai desa. Pendidikan terakhirnya adalah SD, kendala terbesarnya karena faktor ekonomi yang tidak mampu untuk melanjutkan sekolahnya, selain itu kurangnnya kemauan untuk melanjutkan sekolahnya. Mereka mempunya 4 orang anak, salah satunya telah meninggal, dan 2orang anaknya sudah menikah dan yang satunya lagi masih kelas 5 SD. Ke 2 orang anaknya setelah menikah tidak lagi mau membantu orang tua mereka jika dalam himpitan ekonomi.
Ibu saniah dan suaminya berasal dari jawa dan memilih ikut program transmigrasi, mereka transmigrasi pada tahun 1975, pada saat itu ibu sainah sudah menikah dengan bapak tauhid dan belum memiliki anak. Sebenarnya bapak tauhid dahulunya bekerja sebagai buruh tani juga, namun semenjak mengalami kecelakaan dan patah kaki ibu sainah yang bekerja keras untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun biasanya kelurga ibu sainah tidak datang untuk membantu disawah.
          Untuk dapat bekerja menjadi tukang ngaret merekaharus datang pada seorang yang bisa dikatakan ketua kelompok yang masih kekurangan anggota. Pembagian hasil pada pengaret dengan perontok padi dengan cara dari semua hasil panen disisihkan 7 karung untuk perontok dan pengaret, dari 7 karung di bagi lagi untuk perontok  3 karung dan 4karung untuk pengaret, pengaret lagi membagi hasilnya kepada semua anggotanya dengan rata, setiap orang mendapat 70 kantong plastik yang berukuran sedang. Mereka mendapatkan gaji bukan secara langsung dengan uang melainkan hanya gabah yang selanjutnya mereka jual.
          Seiring jaman muncul peralatan modern yaitu mesin pemotong padi yang bahasa setempatnya odong-odong. Menurut keterangan ibu saniah tidak terlalu berdampak dengan adanya odong-odong sebab tidak semua petani menggunakan odong-odong. Selain itu odong-odong hanya dapat beroprasi pada tanah  yang keras dan tidak dapat bekerja pada tanah yang terlalu berlumpur, sebab akan tenggelam mesin disawah. Odong-ondong juga lebih mahal biayanya dari pada pengaret dan perontok.
          Sebelum adanya mesin perontok padi di daerah tersebut menggunakan alat sederhana yang dimana padi haruslah di pukul pada kayu agar terpisah pada tangkainya. Namun karena petani lebih memilih dengan cara yang praktis dan cepat maka seiringan dengan waktu cara itu telah pudar. Kini banyak petani yang menggunakan mesin perontok padi karena hasilnya lebih baik dan tak perlu sulit memisahkan padi yang berisi dan tidak.
          Selain munculnya ododng-odong dan mesin perontok padi ada jug mesin traktor yang menggantikan bajak sawah yang menggunakan ternak sapi. Petani lebih memilih traktor karena lebih efisien dan cepat  sehingga tidak memakan waktu lama. Dengan munculnya traktor biaya produksi menjadi naik sebab dngan pemakaian solar yang mahal di tambah biaya tenaga kerjanya. Menurut penuturan ibu sainah bahwa petani lebih senang menggunakan trator dari pada bajak sawah yang menggunakan ternak sapi karena traktor lebih cepat penyelesaiaannya dari pada ternak sapi. Ternak sapi lama dalam proses pembajakan dan membutuhkan waktu berhari-hari sedangkan traktor hanya membutuhkan waktu satu hari dalam satu hektar sawah.
         


LOG DATA

Nomor catatan     : 001
Hari/tanggal                   : Rabu, 20 Mei 2015
Waktu                  : Pukul 10:00 WITA
Tempat                 : Persawahan Desa. Cialam, Kec. Konda, Kab. Konsel
Informan              : ibu sainah
Umur/status                   : 65 tahun/ ibu rumah tangga
Situasi wawancara : tenang pada saat istirahat siang

ASPEK/FOKUS KAJIAN
DESKRIPTIF
REFLEKS
Keadaan rumah tangga
Ibu sainah adalah ibu rumah tangga yang bekerja mencari nafkah sebab suaminya tidak dapat bekerja lagi karena kelumpuhan. Ibu sainah mempunyai 4 orang anak, salah satunya tlah mninggal dan 2 anaknya telah menikah dan satu anaknya lagi masih duduk di klas 5 SD. Ke 2 orang anaknya yang sudah menikah tidak mau membantu jika orang tuanya dalam kesulitan uang.

Pendidikan
Pendidikan ibu sainah hanyalah tamatan SD. Sebab faktor ekonomi yang harus memutuskan untuk berhenti dan selain itu juga tidak adanya keinginan untuk melanjutkannya. Menurutnya jika sudah mampu membaca dan menghitung sudah cukup untuk modal hidup agar tidak di bodoh-bodohi oleh orang lain.



Transmigrasi
Ibu sainah bersama suami  transmigrasi ke kecamatan konda pada tahun 1975. Alasan mereka memilih bertransmigrasi karena merka berharap mendapat kehidupan yang layak. Namun sekarang mereka belum memiliki sawah sendiri dan hanya memiliki ternak ayam saja di rumah ibu sainah.

Bagi hasil/Pendapatan
Pembagian hasil pada pengaret dengan perontok padi dengan cara dari semua hasil panen disisihkan 7 karung untuk perontok dan pengaret, dari 7 karung di bagi lagi untuk perontok  3 karung dan 4karung untuk pengaret, pengaret lagi membagi hasilnya kepada semua anggotanya dengan rata, setiap orang mendapat 70 kantong plastik yang berukuran sedang. Mereka mendapatkan gaji bukan secara langsung dengan uang melainkan hanya gabah yang selanjutnya mereka jual.

Mesin pemotong padi/odong-odong
Semenjak munculnya odong-odong tidak mempengaruhi pendapatan atau permintaan terhadap pengaret. Sebab mesin hanya mampu bkerja pada tanah yang keras dan akan terjebak di tengah jika tanah lebih berlumpur dan mesin hanya membutuhkan 7 orang untuk bekrja dalam setiap bidangnya.

Mesin perontok padi
Sebelum munculnya mesin perontok padi petani masih menggunakan cara padi di pukul pada sebatang kayu. Namun seiring perkembangan jaman  banyak yang lebih memilih menggunakan mesin karena waktu perontokkan lebih cepat dan tidak perlu lagi memilih antara biji padi yang baik dan kurang baik.

Mesin traktor/pembajak sawah
Petani yang dahulu menggunakan ternak sapi untuk membajak sawah,namun memerlukaan waktu cukup lama. Dengan adanya traktor maka dapat mempercepat proses pembajakan. Petani banyak yang memilih traktor sebab cepat dan tidak perlu lagi membutuhkan ternak sapi sebagai pembajak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar