ANALISIS KUALITATIF
TRANSFORMASI PEDESAAN PERTANIAN
OLEH:
DWI SANTOSO
(D1A114015)
KELAS A
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
CATATAN
HARIAN
Ibu sainah adalah salah seorang buruh
pemotong padi (pengaret) yang bekerja pada saat panen. Dia berumur 65 tahun.
Dia meiliki seorang suami yang bernama muhamad tauhid yang berusia 67 tahun.
Mereka tinggal di desa marigina, belakang balai desa. Pendidikan terakhirnya
adalah SD, kendala terbesarnya karena faktor ekonomi yang tidak mampu untuk
melanjutkan sekolahnya, selain itu kurangnnya kemauan untuk melanjutkan
sekolahnya. Mereka mempunya 4 orang anak, salah satunya telah meninggal, dan
2orang anaknya sudah menikah dan yang satunya lagi masih kelas 5 SD. Ke 2 orang
anaknya setelah menikah tidak lagi mau membantu orang tua mereka jika dalam
himpitan ekonomi.
Ibu saniah dan suaminya berasal dari jawa dan memilih
ikut program transmigrasi, mereka transmigrasi pada tahun 1975, pada saat itu
ibu sainah sudah menikah dengan bapak tauhid dan belum memiliki anak.
Sebenarnya bapak tauhid dahulunya bekerja sebagai buruh tani juga, namun
semenjak mengalami kecelakaan dan patah kaki ibu sainah yang bekerja keras
untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun biasanya kelurga ibu sainah
tidak datang untuk membantu disawah.
Untuk dapat bekerja menjadi tukang
ngaret merekaharus datang pada seorang yang bisa dikatakan ketua kelompok yang
masih kekurangan anggota. Pembagian hasil pada pengaret dengan perontok padi
dengan cara dari semua hasil panen disisihkan 7 karung untuk perontok dan
pengaret, dari 7 karung di bagi lagi untuk perontok 3 karung dan 4karung untuk pengaret, pengaret
lagi membagi hasilnya kepada semua anggotanya dengan rata, setiap orang
mendapat 70 kantong plastik yang berukuran sedang. Mereka mendapatkan gaji
bukan secara langsung dengan uang melainkan hanya gabah yang selanjutnya mereka
jual.
Seiring jaman muncul peralatan modern
yaitu mesin pemotong padi yang bahasa setempatnya odong-odong. Menurut
keterangan ibu saniah tidak terlalu berdampak dengan adanya odong-odong sebab
tidak semua petani menggunakan odong-odong. Selain itu odong-odong hanya dapat
beroprasi pada tanah yang keras dan
tidak dapat bekerja pada tanah yang terlalu berlumpur, sebab akan tenggelam
mesin disawah. Odong-ondong juga lebih mahal biayanya dari pada pengaret dan
perontok.
Sebelum adanya mesin perontok padi di
daerah tersebut menggunakan alat sederhana yang dimana padi haruslah di pukul
pada kayu agar terpisah pada tangkainya. Namun karena petani lebih memilih
dengan cara yang praktis dan cepat maka seiringan dengan waktu cara itu telah
pudar. Kini banyak petani yang menggunakan mesin perontok padi karena hasilnya
lebih baik dan tak perlu sulit memisahkan padi yang berisi dan tidak.
Selain munculnya ododng-odong dan
mesin perontok padi ada jug mesin traktor yang menggantikan bajak sawah yang
menggunakan ternak sapi. Petani lebih memilih traktor karena lebih efisien dan
cepat sehingga tidak memakan waktu lama.
Dengan munculnya traktor biaya produksi menjadi naik sebab dngan pemakaian
solar yang mahal di tambah biaya tenaga kerjanya. Menurut penuturan ibu sainah
bahwa petani lebih senang menggunakan trator dari pada bajak sawah yang
menggunakan ternak sapi karena traktor lebih cepat penyelesaiaannya dari pada
ternak sapi. Ternak sapi lama dalam proses pembajakan dan membutuhkan waktu
berhari-hari sedangkan traktor hanya membutuhkan waktu satu hari dalam satu
hektar sawah.
LOG
DATA
Nomor catatan
: 001
Hari/tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Waktu
: Pukul 10:00 WITA
Tempat
: Persawahan Desa. Cialam, Kec. Konda, Kab. Konsel
Informan
: ibu sainah
Umur/status
: 65 tahun/ ibu rumah tangga
Situasi wawancara : tenang pada saat istirahat siang
ASPEK/FOKUS KAJIAN
|
DESKRIPTIF
|
REFLEKS
|
Keadaan
rumah tangga
|
Ibu sainah
adalah ibu rumah tangga yang bekerja mencari nafkah sebab suaminya tidak
dapat bekerja lagi karena kelumpuhan. Ibu sainah mempunyai 4 orang anak,
salah satunya tlah mninggal dan 2 anaknya telah menikah dan satu anaknya lagi
masih duduk di klas 5 SD. Ke 2 orang anaknya yang sudah menikah tidak mau
membantu jika orang tuanya dalam kesulitan uang.
|
|
Pendidikan
|
Pendidikan ibu
sainah hanyalah tamatan SD. Sebab faktor ekonomi yang harus memutuskan untuk
berhenti dan selain itu juga tidak adanya keinginan untuk melanjutkannya.
Menurutnya jika sudah mampu membaca dan menghitung sudah cukup untuk modal
hidup agar tidak di bodoh-bodohi oleh orang lain.
|
|
Transmigrasi
|
Ibu sainah
bersama suami transmigrasi ke
kecamatan konda pada tahun 1975. Alasan mereka memilih bertransmigrasi karena
merka berharap mendapat kehidupan yang layak. Namun sekarang mereka belum
memiliki sawah sendiri dan hanya memiliki ternak ayam saja di rumah ibu
sainah.
|
|
Bagi
hasil/Pendapatan
|
Pembagian
hasil pada pengaret dengan perontok padi dengan cara dari semua hasil panen
disisihkan 7 karung untuk perontok dan pengaret, dari 7 karung di bagi lagi
untuk perontok 3 karung dan 4karung
untuk pengaret, pengaret lagi membagi hasilnya kepada semua anggotanya dengan
rata, setiap orang mendapat 70 kantong plastik yang berukuran sedang. Mereka
mendapatkan gaji bukan secara langsung dengan uang melainkan hanya gabah yang
selanjutnya mereka jual.
|
|
Mesin
pemotong padi/odong-odong
|
Semenjak
munculnya odong-odong tidak mempengaruhi pendapatan atau permintaan terhadap
pengaret. Sebab mesin hanya mampu bkerja pada tanah yang keras dan akan
terjebak di tengah jika tanah lebih berlumpur dan mesin hanya membutuhkan 7
orang untuk bekrja dalam setiap bidangnya.
|
|
Mesin
perontok padi
|
Sebelum
munculnya mesin perontok padi petani masih menggunakan cara padi di pukul pada
sebatang kayu. Namun seiring perkembangan jaman banyak yang lebih memilih menggunakan mesin
karena waktu perontokkan lebih cepat dan tidak perlu lagi memilih antara biji
padi yang baik dan kurang baik.
|
|
Mesin
traktor/pembajak sawah
|
Petani
yang dahulu menggunakan ternak sapi untuk membajak sawah,namun memerlukaan
waktu cukup lama. Dengan adanya traktor maka dapat mempercepat proses
pembajakan. Petani banyak yang memilih traktor sebab cepat dan tidak perlu
lagi membutuhkan ternak sapi sebagai pembajak.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar